Rabu, 19 Mei 2010

nabi sulaemandanratu bilqis

Nabi Sulaiman Dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San’a – ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan yang nyata.

Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan: “Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.”

Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: “Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu karena berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawaban ratu Saba atas suratku ini.”

Hud-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”

Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: “Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi partimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.”

Ratu Balqis menjawab: “Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut partimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka niscaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sangat menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan coba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.”

Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya yang akan menyilaukan mata utusan Balqis bila mereka tiba.

Tatkala utusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: “Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku dengan karunia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang dari makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak saja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.”

Utusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan utusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.” Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.”

Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: “Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: “Serupa inikah tahtamu?” Balqis menjawab: “Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri,” seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.

Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, keheranan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.

Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: “Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini.”

“Oh,Tuhanku,” Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, “aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan karunia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kawin dengan Balqis dan dari perkawinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkawinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.

Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali rayap yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh rayap. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai siksaan yang menghinakan.

Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun karena cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allah lah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44

Solomon and the Queen of Queen of Sheba

After the Prophet Sulaiman wake Baitulmaqdis and perform the pilgrimage according to nadzarnya off he went on his journey to Yeman. Arriving at San'a - the capital of Yeman, he called a kind of bird hoopoe told to look for woodpeckers to water sources in the barren, dry place. Apparently bahawa bird called the hoopoe that it is not between regions of bird that always are in place to perform the tasks and commands of the Prophet Solomon. Prophet Sulayman was angry and threatened to teach the bird Hud-hud is not present it when he comes without apparent reason.

Said the hoopoe bird is perched in front of Solomon as he lowered his head fears: "I've done reconnaissance flights and found something very important to be known by the emperor sir. I have found a large and luxurious kingdom in the land of Saba who dominated and ruled by a queen. I saw a queen was seated on a majestic throne studded glittering jewels. I saw the queen and her people did not know God the Creator of the universe that has mengurniakan enjoyment and happiness in their lives. They do not worship and bow down to Him, but to the sun. They bow to him dikala rises and sets. They have been misled by the devil from the straight and true. "

Sulaiman said the Hud-hud, "Okay, this time I forgive your sins because you brought the news that I consider important is to note and to certify the truth that your news, please bring this letter to Saba and cast into the queen's palace which you meant it, then returned as soon as possible, while we await further developments on how to answer this letter of the queen of Saba. "

Hoopoe flew back to Saba and upon arrival at the royal palace Saba Solomon dilemparkanlah letter right in front of the queen Queen of Sheba, who was sitting with a majestic on the throne. He was surprised to see a letter falls from the air directly in front of his face. He then lifted his head looking upwards, wanted to know from where the letter came, and who are less respectful threw it right in front of him. Then they brought the letter by the queen, opened and read its contents, which reads: "In the Name of Allah, Most Gracious Most Merciful again, this letter is from me, Solomon. Do not be arrogant towards me and think you are taller than me. Come to me all Muslims. "

After reading the letter of Solomon repeatedly called for the Queen of Sheba Queen of magnifying and royal advisers met to deliberate on what action should be taken in connection with the acceptance letter that the Prophet Solomon.

Berkatlah the authorities when requested petimbangannya: "O my lord emperor queen, we are the sons who grew up and trained to fight and fight and not to become expert thinkers or planners who should give partimbangan or advice to you. We gave it to you to make decisions that will bring good for the kingdom and we will submit to and perform all the command and decision without hesitation. We will not be afraid of any threats coming from anywhere in order to maintain the safety of the dam safety your kingdom. "

Queen of Sheba Queen replied: "I get the impression from uraianmu that you prioritize the way of violence and if necessary you will not be afraid to enter the battlefield against the enemies that would invade. I am very grateful for your loyalty to the kingdom and your willingness to risk one's life to maintain my safety and the safety of my kingdom. But I do not see eye to eye with you all. According partimbanganku, wiser if we took the road of peace and to avoid resorting to violence and war. For if we stand against the violence, and until there is a war and our enemies successfully invaded our cities, it will undoubtedly result in damage and destruction is very sad. They destroyed all the buildings will destroy, enslave people and seizing all the property and heritage of our ancestors. Such things are a natural consequence of every war experienced by the human history of the period to contemporary. Solomon then faces a letter containing a threat that, I will try to soften his heart to send a royal gift which will consist of valuable goods and high quality that can mesmerize and dazzle her eyes and I will see how he responded and the reaction to my gift and how he received a messenger at the palace. "

While Queen Balgis set gift ready to be sent to the kingdom of Solomon and elect people who will be a royal messenger bearing gifts, it was perched in front of the Prophet Sulayman Hud-hud scouts proclaiming him the draft Queen of Sheba brought gifts to send an envoy to him in reply on his letter to him. After hearing news brought by the Hud-hud, the Prophet Sulayman manage revenue plan, and ordered the messenger to the Queen of Sheba Queen Jinnya forces to provide and build a magnificent building that will be unequaled Balamah dazzle delegates when they arrive.

When the messenger of the Queen of Queen of Sheba came, diterimalah them with warm-hearted by the Sulaiman and after hearing their explanation about the intent and purpose of their arrival with a prize brought the kingdom, Solomon said: "Go back to you with these gifts to ratumu. Tell him that God has given me sustenance and abundant wealth and mengaruniaiku with grace and favor that does not give it to someone from His creatures. In addition I have diutuskan as His prophets and apostles, and was awarded a vast empire that my power does not just apply to human beings but also include the type of Jin and the animals. So how am I going to be persuaded by the property and a similar gift this? I can not be neglected from the missionary obligation kenabianku by property and gold even though all the earth. You have disilaukan by objects and worldly pomp, so you look great gifts that you bring this and thought it would bahawa tersilaulah Ratumu our eyes with the prize. Convey returned to you again and we will send reinforcements bahawa tentera very strong that will not be invincible to the country and will issue ratumu Saba and his followers from the country as people who are abjectly who lost empire and greatness, if he does not coming soon meet the demands and surrender to me. "

Balqis envoys report back to the queen what they experienced and what has been uttered by the Prophet Solomon. Balqis think, the best way to save himself and his kingdom is to give it up to the demands of Solomon and came to him in his palace. Solomon will be eager to show the Queen of Sheba Queen bahawa he has supernatural powers in addition to birth control and that what he's been through a group of envoys ancamkan not an empty threat. Then said he to Jinnya troops, who are among those who could bring the throne of Queen of Queen of Sheba before the men come to surrender.

Said the Ifrit, a genie who tercerdik: "I could take the throne from Queen Queen of Sheba's palace before you could get up from where dudukimu. I was pesuruhmu a strong and trustworthy. "Another who has the knowledge and wisdom nyeletuk said:" I will take the throne was here before you could close your eyes. "

When the Prophet Sulaiman saw the throne of Queen of Sheba is located in front, he said: "This is one of God's gift to me to try whether I am grateful for His gifts, or to deny Him, for whoever is thankful it was solely for his own good Those who deny the bounties and blessings of Allah, he will lose money in the world and the Hereafter, and Allah is Rich of Glory. "

Menyonsong arrival of the Queen of Queen of Sheba, Solomon ordered his men to change slightly the shape and color of the Queen's throne which was in front of him and then after the Queen had arrived along accompaniment-retinue, asked Solomon to the throne while menundingkan: "Is this thy Alike?" Queen of Sheba replied: "As if this is tahtaku own," as he wondered to himself, how could bahawa throne here bahawa throne when he was sure it was in the palace when he went left of Saba.

Balgis while in a state of chaotic mind, surprised to see the throne of his kingdom was moved to the palace of Solomon, he was brought into a space that is purposely built for its acceptance. Floors and walls made of white glass. Balqis revealing clothes immediately upon his calf while he was in the room, thinking he was above bahawa a pool of water can wet body and clothes.

Solomon said to him: "You do not have to reveal your clothes. You are not above the pond water. What you see is a white glass which becomes the floor and walls of this room. "

"Oh, my God," said Balqis menyedari weakness itself against the greatness and power of God demonstrated by the Prophet Solomon, "I have long lost your turn instead, neglect thy bounties and blessings, and menzalimi hurt myself so the light and fell from grace Thy. Forgive me. I submit to Thy Prophet Solomon with full sincerity and conviction. Have mercy upon me, O God the Most Compassionate and Merciful. "

Thus the story of Prophet Sulayman and the Queen of Sheba Queen of Saba. And according to commentators and experts while the history of prophets, Prophet Sulayman bahawa eventually married the Queen of Sheba and the marriage was born one son. According to the Ethiopian emperor Abessinia, they are descendants of Solomon's son was the result of her marriage with the Queen of Sheba. Natural wallahu bisshawab.

The Qur'an tells bahawa no sign that shows the death of Solomon except termites ate his cane leaning against him, when God took his spirit. The genie is currently working on building his command did not know bahawa Solomon was dead until after they saw the Prophet Sulayman fell down on the floor, due to the fall of its back sticks are eaten by termites. If the genie had known before, surely they would not continue the work which they regard as a humiliating punishment.

Various stories are associated persons in the verse that tells of the death of Solomon, but because the stories are not supported reinforced by a sound hadith that muktamad, then we should just stick with what was narrated by Al-Quran and then Allah is Knowing and more Him we have surrendered.

The story of Solomon can be read in the Qur'an, Sura An-Naml paragraph 15, so clause 44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar